Jumat, 02 November 2012

Interaksi Budaya soal no 4

1. Make the brief of norms,folkways and law.

-Norms  
Norms are the specific cultural expectations for how to behave in a given situation. They are the agreed-upon expectations and rules by which the members of a culture behave. Norms vary from culture to culture, so some things that are considered norms in one culture may not be in another culture.

-Folkways
A folkway is a norm for everyday behavior that people follow for the sake of convenience or tradition. People practice folkways simply because they have done things that way for a long time. Violating a folkway does not usually have serious consequences.


-Law 
A law is a norm that is written down and enforced by an official law enforcement agency. Driving while drunk, theft, murder, and trespassing are all examples of laws in the United States. If violated, the person violating the law could get cited, owe a fine, or go to jail. 

Please distinguish norms and folkways by giving their each example. at least 2.

-Norms 
A norm is a guideline or an expectation for behavior. Each society makes up its own rules for behavior and decides when those rules have been violated and what to do about it. Norms change constantly.
example :
- Smile when ur being introduced to someone u dont know
- You say please when u ask for something


-Folkways 
A folkway is a norm for everyday behavior that people follow for the sake of convenience or tradition. People practice folkways simply because they have done things that way for a long time. Violating a folkway does not usually have serious consequences.
Example: 

- Holding the door open for a person right behind you is a folkway.
- We learn to walk on the right side of the road.. and if we walk on the left side.. it's not illegal but usually people don't do it. 


The differences between ethnocentrism and assimilation

 Ethnocentrism 

Ethnocentrism  is judging another culture solely by the values and standards of one's own culture.The ethnocentric individual will judge other groups relative to his or her own particular ethnic group or culture, especially with concern to language, behavior, customs, and religion.

Assimilation  
 
Assimilation is a social process that occurs when there are groups of people with different cultural backgrounds, get along with each other intensively for a long time, so that eventually their native culture and his form will change the nature of a new culture as a form of cultural mixture.



Kamis, 01 November 2012

Buktikan bahwa dalam kontak social tidak harus ada kontak fisik namun bisa saling berkomunikasi?

Kontak sosial tidak harus ada kontak fisik. 
Di era yang semakin canggih seperti saat ini, hampir semua  orang mengenal internet. dan sekarang banyak sekali jejaring sosial yang tersedia seperti facebook,twitter dan masih banyak lagi.
semua orang bisa melakukan komunikasi secara tidak langsung melalui jejaring sosial yang sudah tersedia saat ini, contohnya seperti chatting,web cam.dan masih banyak lagi

Bentuk Riil Budaya

a. Kerjasama
Kerjasama merupakan aktivitas sosial yang melibatkan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama. Beberapa Sosiolog menganggap bahwa kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama dan banyak dilakukan orang, mengingat atas dasar bahwa segala macam bentuk interaksi tersebut dapat dikembalikan pada kerjasama.
contoh : gotong royong dalam masyarakat suatu desa untuk memperbaiki jembatan di dewasa tersebut.

b. Akomodasi
Dikotomi makna istilah akomodasi adalah (1) dipergunakan untuk menunjuk pada suatu keadaan, dan (2) untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan akan adanya keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia, sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sedangkan sebagai suatu proses, maka akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi sebagai suatu proses memiliki beberapa bentuk, yaitu:

1) Koersi (coercion), adalah akomodasi yang dilakukan dengan kekerasan dan paksaan. Bentuk ini biasanya dilakukan oleh kelompok yang lebih kuat atau berpengaruh terhadap kelompok yang lemah. Misalnya perbudakan, dimana interaksi sosialnya didasarkan pada penguasaan majikan atas budak-budaknya di mana budak dianggap sama sekali tidak mempunyai hak-hak apapun juga.

2) Kompromi (compromise), adalah akomodasi yang dilakukan dengan cara masing-masing kelompok atau pihak yang berselisih bersedia mengurangi tuntutannya sehingga terjadi kesepakatan penyelesaian konflik

3) Arbitrase (arbitrage), adalah akomodasi atau penyelesaian konflik dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertikai. Keputusan yang diambil oleh pihak ketiga ini bersifat mengikat. Contohnya perselihan antara buruh/ karyawan dengan pemilik perusahaan, kemudian keduanya meminta bantuan Badan Penyelesaian Perburuhan (BPP) Departemen Tenaga Kerja sebagai pihak ketiga.

4) Mediasi (mediation), yaitu penyelesaian konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang disepakati bersama oleh pihak-pihak yang berkonflik. Namun, keputusan yang diambil oleh pihak penengah atau pihak ketiga ini sifatnya hanyalah sebagai nasehat. Contohnya, perkelahian antar dua kampung yang berbeda dengan meminta kepala desa untuk mendamaikan.

5) Konsiliasi (Conciliation), yaitu proses akomodasi dengan jalan mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang berselisih untuk dicapai persetujuan atau kesepakatan bersama. Contohnya, wakil perusahaan, wakil-wakil buruh, wakil-wakil Departemen Tenaga Kerja dan sebagainya, secara khusus bertugas menyelesaikan persoalan-persoalan jam kerja, upah buruh, hari-hari libur, dan sebagainya

6) Toleransi (Tolerance), adalah suatu akomodasi tanpa ada persetujuan secara formal antara pihak-pihak yang bertikai, namun sudah ada kesadaran dari tiap pihak. Contohnya, dalam keluarga terjadi pertikaian, namun karena masing-masing pihak menyadari kesalahannya pertikaian pun berakhir

7) Stalemate, merupakan suatu akomodasi, di mana pihak-pihak yang bertentangan karena memiliki kekuatan yang seimbang, berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. Hal ini disebabkan karena bagi kedua belah pihak sudah tidak ada kemungkinan lagi baik untuk maju maupun untuk mundur. Stalemate tersebut, misalnya terjadi antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet (Rusia), khususnya di bidang nuklir.

8) Adjudication, yaitu suatu bentuk akomodasi yang dilakukan melalui proses di pengadilan. Contohnya, sengketa warisan dimana masing-masing ahli waris ingin mendapatkan harta warisan sebanyak-banyaknya kemudian mereka sepakat diselesaikan di lembaga pengadilan, sehingga apa pun keputusan pengadilan, semua ahli waris harus rela menerimanya.

c. Asimilasi
Asimilasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Dalam pengertian yang berbeda, khususnya berkaitan dengan interaksi antar kebudayaan, asimilasi diartikan sebagai proses sosial yang timbul bila ada: (1) kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya, (2) individu-individu sebagai anggota kelompok itu saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang relatif lama, (3) kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Biasanya golongan-golongan yang dimaksud dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas.

Contoh yang sering digunakan untuk menjelaskan proses asimilasi yaitu:
A adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan B yang merupakan orang Amrerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango). Karena keduanya terus menerus berinteraksi maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan budaya baru yang merupakan hasil penyatuan tarian Bali dan Tango, tetapi tarian baru tersebut tidak mirip sama sekali dengan tarian Bali atau Tango.

d. Akulturasi
Akulturasi dapat didefinisikan sebagai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Dalam hal ini terdapat perbedaan antara bagian kebudayaan yang sukar berubah dan terpengaruh oleh unsur-unsur kebudayaan asing (covert culture), dengan bagian kebudayaan yang mudah berubah dan terpengaruh oleh unsur-unsur kebudayaan asing (overt culture). Covert culture misalnya: 1) sistem nilai-nilai budaya, 2) keyakinan-keyakinan keagamaan yang dianggap keramat, 3) beberapa adat yang sudah dipelajari sangat dini dalam proses sosialisasi individu warga masyarakat, dan 4) beberapa adat yang mempunyai fungsi yang terjaring luas dalam masyarakat. Sedangkan overt culture misalnya kebudayaan fisik, seperti alat-alat dan benda-benda yang berguna, tetapi juga ilmu pengetahuan, tata cara, gaya hidup, dan rekreasi yang berguna dan memberi kenyamanan.

Beberapa contoh yang sering digunakan untuk menjelaskan proses akulturasi antara lain:
1) Menara kudus, akulturasi antara Islam (fungsinya sebagai masjid) dengan Hindu (ciri fisik menyerupai bangunan pura pada agama Hindu)

2) Wayang, akulturasi kebudayaan Jawa (tokoh wayang: Semar, Gareng, Petruk, Bagong) dengan India (ceritanya diambil dari kitab Ramayana dan Mahabharata) unsur kebudayaan dari masing-masing kebudayaan yang berbeda saling bercampur satu sama lain sebagai akibat dari pergaulan atau interaksi yang intensif dalam waktu yang lama, namun tidak menyebabkan munculnya budaya baru

3) Candi Borobudur, akulturasi antara agama Budha (candi digunakan untuk ibadah umat Budha) dengan masyarakat sekitar daerah Magelang (relief pada dinding candi menggambarkan kehidupan yang terjadi di daerah Magelang dan sekitarnya)

4) Seni kaligrafi, akulturasi kebudayaan Islam (tulisan Arab) dengan kebudayaan Indonesia (bentuk-bentuknya bervariasi)


Bentuk riil yang menggambarkan budaya masing-masing

Salah satu bentuk riil budaya daerah saya adalah Upacara "Labuh Sesaji" Labuh sesaji merupakan ritual adat "BERSIH DESA" yang selalu menjadi acara tahunan masyarakat Magetan di provinsi Jawa Timur. Masyarakat kota magetan khususnya Sarangan dilaksanakan tiap tahun pada hari jum'at PON bulan Ruwah, dengan upacara pelarungan sesaji berupa tumpeng raksasa kedalam Telaga Sarangan dengan menggunakan kapal boat sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas pemberian telaga yang mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat.   Upacara "Ledhug Suro" Ledhug Suro atau Lesung Suro Bedhug Muharram.

Interaksi Sosial

Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
B. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok
Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding). Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan (differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating).
Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman. Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut dengan outsider.
Erving Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk menunjukkan usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep expression untuk individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi atas expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang memperoleh kesan dalam interaksi.



Contoh interaksi sosial bisa kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari.
Contohnya adalah ketika kita sedang bingung dalam mengerjakan tugas dari dosen, kita bisa bertanya kepada teman kita. Contoh tersebut merupakan salah satu contoh interaksi sosial antara satu individu dengan individu lainnya.
Contoh dari Interaksi Sosial antara satu individu dengan kelompok, yaitu kita sebagai anak tentunya membutuhkan bantuan dari orang tua baik itu dalam hal materil ataupun hal lainnya. Tentunya dalam penerapan contoh tersebut akan terjadi interaksi sosial
Contoh dari Interaksi Sosial antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, yaitu ketika suatu kelompok akan melakukan demonstrasi tentunya mereka membutuhkan polisi sebagai keamanan selain itu mereka pula membutuhkan dukungan dari masyarakat dan pihak – pihak lainnya agar semuanya berjalan lancar.